Hello! Myspace Comments

Senin, 30 Januari 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SINUSITIS


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi :
Sinusitis adalah  merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. Sinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal yang dapat berupa sinusitis maksilaris, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid.Bila yang terkena lebih dari satu sinus disebut multisinusitis, dan bila semua sinus terkena disebut pansinusitis.
B.     Etiologi
a.       Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
·         Rinitis Akut (influenza)
·         Polip, septum deviasi
b.      Dentogen
Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas
Kuman penyebab :
ü  Streptococcus pneumoniae
ü  Hamophilus influenza
ü  Steptococcus viridans
ü  Staphylococcus aureus
ü  Branchamella catarhatis
C.   Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.
Gejala Klinis
a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah
b. Nyeri :
û  Pipi : biasanya unilateral
û  Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
û  Gigi (geraham atas) homolateral.
c. Hidung :
·         buntu homolateral
·         Suara bindeng

D.   Cara pemeriksaan
a.       Rinoskopi anterior
b.       Mukosa merah
c.       Mukosa bengkak
d.      Mukopus di meatus medius.
e.       Rinoskopi postorior
f.       mukopus nasofaring.
g.      Nyeri tekan pipi yang sakit.
h.      Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.
i.        X Foto sinus paranasalis
j.        Kesuraman
k.      Gambaran “airfluidlevel”
l.        Penebalan mukosa
E.   Penatalaksanaan :
a. Drainage
- Medical :
* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
- Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
b. Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- ampisilin 4 X 500 mg
- amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Diksisiklin 100 mg/hari.
c. Simtomatik
- parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk kromis adalah :
- Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
- Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
- Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SINUSITIS
Pengkajian :
1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,
2. Riwayat Penyakit sekarang :
3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
4. Riwayat penyakit dahulu :
ü  Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
ü  Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
ü  Pernah menedrita sakit gigi geraham
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
6. Riwayat spikososial
a. Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0
b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
7. Pola fungsi kesehatan
a.  Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping
b. Pola nutrisi dan metabolisme :
 biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
c. Pola istirahat dan tidur
selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
          klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
e.   Pola sensorik
daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
8.  Pemeriksaan fisik
a.  status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).
Data subyektif :
1. Observasi nares :
a. Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
b. Riwayat pembedahan hidung atau trauma
c. Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya , lamanya.
2. Sekret hidung :
a. warna, jumlah, konsistensi secret
b. Epistaksis
c. Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.
3. Riwayat Sinusitis :
a. Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
b. Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.
4. Gangguan umum lainnya : kelemahan
Data Obyektif
1.      Demam, drainage ada :
·         Serous
·         Mukppurulen
·         Purulen
2.      Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang mengalami radang ® Pucat, Odema keluar dari hidng atau mukosa sinus
3.       Kemerahan dan Odema membran mukosa.
4.      Pemeriksaan penunjung :
a.       Kultur organisme hidung dan tenggorokan
b.      Pemeriksaan rongent sinus.
Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung
2.      Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)
3.      Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental
4.      Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung
5.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
6.      Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek
Perencanaan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung
Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
ü  Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
ü  Klien tidak menyeringai kesakitan
Intervensi
Rasional
a. Kaji tingkat nyeri klien

b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya
c. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi


d. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien
e. Kolaborasi dngan tim medis :
1) Terapi konservatif :
ü obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung
ü Drainase sinus
2) Pembedahan :
ü  Irigasi Antral : Untuk sinusitis maksilaris.
ü  Operasi Cadwell Luc.
a. Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya
b. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri
c. Klien mengetahui tehnik distraksi dan relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri
d. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.
e. Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien
2.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)
Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang
Kriteria :
ü Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya
ü Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.
Intervensi
Rasional
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :
û  Temani klien
û  Perlihatkan rasa empati( datang dengan menyentuh klien )
c. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti
d. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :
- Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang
- Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
e. Observasi tanda-tanda vital.
f. Bila perlu , kolaborasi dengan tim medis
a.       Menentukan tindakan selanjutnya
b.      .Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan


c.       Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif.

d.      Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.


e.       Mengetahui perkembangan klien secara dini.
f.                                                                                                               f. Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien
3.      Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous,purulen) dikeluarkan
Kriteria :
- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
- Jalan nafas kembali normal terutama hidung
Intervensi
Rasional
a. kaji penumpukan secret yang ada
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret
a.  Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
b. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi
c. Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah

Gangguan pemenuhan nutrisi kurng dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun k


Intervensi
Rasional
a. kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
b. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan
c. Catat intake dan output makanan klien.
d. Anjurkan makan sediki-sedikit tapi sering
e. Sajikan makanan secara menarik
a. Mengetahui kekurangan nutrisi kliem
b. Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisi
c. Mengetahui perkembangn utrisi klien
d. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan paan pemenuhan da lambung
e. Mengkatkan selera makan klien

4.      Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan
Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
Kriteria :
- Klien tidur 6-8 jam sehari
Intervensi
Rasional
a. kaji kebutuhan tidur klien.

b. ciptakan suasana yang nyaman.
c. Anjurkan klien bernafas lewat mulut
d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
a. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
b. Agar klien dapat tidur dengan tenang
c. Pernafasan tidak terganggu.
d. Pernafasan dapat efektif kembali lewat hidung


DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar