Hello! Myspace Comments

Kamis, 02 Februari 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA


Bab I
Pendahuluan
A.   Latar Belakang
Asma adalah gangguan imflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan bayak sel dan elemenya. Penyakit imflamasi kronik saluran nafas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berupa mengi,dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam menjelang pagi hari. Dimana saluran pernafasan mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan terjadinya peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tiga puluh tahunan.        

B.    Rumusan Masalah
A.     Menjelaskan tentang pengertian asma
B.     Menjabarkan tentang etiologi dari asma
C.     Menjabarkan tentang patofisiologi asma
D.    Menyebutkan manifestasi klinik dari asma
E.     Menjelaskan tentang perawatan, pengobatan dan pencegahan asma
F.      Menyebutkan komplikasi asma
G.    Memberitahukan pemeriksaan penunjang pada klien asma
H.    Asuhan Keperawatan pada klien dengan asma

C.   Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapakan seluruh mahasiswa mahasiswi akademi keperawatan YRS. Jakarta khususnya tingkat 2 dapat mengetahui tentang penyakit asma.



D.   Pembatasan Makalah
Dalam pembahasan makalah ini hanya di batasi tentang pengertian, etiologi, patofiisologi, manifestasi klinik, komplikasi, pengobatan dan pencegahan,serta pemeriksaan penunjang dari penyakit asma.

















Bab II
Pembahasan
A.   Pengertian
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996). Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
            Dimana saluran pernafasan mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan terjadinya peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tiga puluh tahunan.                                                                                                                                                                                                                 

B.   Etiologi
Asma agaknya di turunkan secara poligenik dan alergi salah satu faktor pencetus asma tetapi belum pasti bagaimana caranya. Salah satu sel yang memegang peranan penting pada patogenesis asma ialah sel mast. Sel mast dapat terangsang oleh berbagai pencetus misalnya alergen, infeksi, exercise. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asthma
Faktor predisposisi
ü   Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
ü  Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
- ngestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
- Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
ü  Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
ü  Stress
      Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
ü   Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
ü  Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

C.   Patofisiologi
Proses terjadinya asma dapat dijelaskan bahwa serangan asma dapat terjadi apabila terdapat perubahan didalam pernafasan yaitu imflamasi atau bengkak. Jika alergen sebagai faktor pencetus yang masuk ke dalam tubuh  sehingga merangsang sel plasma atau sel pembentuk antibodi, dan alergen tersebut akan menempel pada sel mast sehingga terjadi pembengkakan yang mudah mengalami iritasi.
Lendir yang pekat akan dihasilkan dan menyumbat saluran pernafasan, penderita akan batuk-batuk untuk mengosongkan saluran pernafasan yang tersumbat.
 Jika imflamasi sering terjadi dan keadaannya terus, lapisan saluran pernafasan akan mengental dan menyebabkan penderita lebih sulit bernafas. Pada asma yang timbul akibat reaksi imunologik, reaksi antigen – antibody menyebabkan lepasnya mediator kimia yang dapat menimbulkan kelainan patologi tadi. Mediator kimia tersebut adalah :
a. Histamin
- Kontraksi otot polos
- Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga terjadi edema
- Bertambahnya sekresi kelenjar dimukosa bronchus, bronkhoilus, mukosaa, hidung dan mata
b. Bradikinin
- Kontraksi otot polos bronchus
- Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
- Vasodepressor (penurunan tekanan darah)
- Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah
c. Prostaglandin
- bronkokostriksi (terutama prostaglandin F)

Stadium  Asma
Stadium I
Waktu terjadinya edema dinding bronkus, batuk proksisimal, karena iritasi dan batuk kering. Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk
Stadium II
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa. Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha bernapas lebih dalam. Ekspirasi memanjang dan terdengar bunyi mengi. Tampak otot napas tambahan turut bekerja. Terdapat retraksi supra sternal, epigastrium dan mungkin juga sela iga. Anak lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. Anak tampak gelisah, pucat, sianosisi sekitar mulut, toraks membungkuk ke depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan. Pada anak yang lebih kecil, cenderung terjadi pernapasan abdominal, retraksi supra sternal dan interkostal.
Stadium III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat , aliran udara sangat sedikit sehingga suara napas hampir tidak terdengar. Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan. Juga batuk seperti ditekan.
Pernapasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi napas yang mendadak meninggi.
D.   Manifestasi  Klinik
Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk,sesak nafas hebat,dan bahkan sampai tercekik),tetapi di luar serangan dia terlihat sehat-sehat saja (bisa main-main,jalan-jalan dll).
Klasifikasi tingkat penyakit asma dapat di bagi berdasarkan frekuensi kemunculan gejala:
1.       Intermintten, yaitu sering tanpa gejala atau munculnya kurang dari 1 kali dalam seminggu dan gejala asma malam berkurang dari 2 kali dalam sebulan.Jika seperti itu yang terjadi,berarti faal paru masih baik.
2.       Persisten ringan,yaitu gejala asma lebih dari 1 kali dalam seminggu dan serangannya sampai mengganggu aktivitas,termasuk tidur.Gejala asma malam lebih dari 2 kali dalam sebulan,semua ini membuat faal paru relatif menurun.
3.       Persisten sedang,yaitu gejala asma terjadi setiap hari dan serangan sudah mengganggu aktivitas,serta terjadinya 1-2 kali seminggu.Gejala asma malam lebih dari 1 kali dalam seminggu.Faal paru menurun.
4.       Persisten berat,yaitu gejala asma terjadi terus menerus.Gejala asma malam dapat terjadi hampoir setiap malam akibatnya faal paru sangat menurun.
Tanda dan Gejala :
Secara umumnya tanda dan gejala asma  adalah :
§  Sesak nafas
§  Batuk berdahak atau batuk kering
§  Mengi,karna pengaruh hormon kortisol yang rendah dan karna berbagai faktor lain
§  Nafasnya pendek-pendek
§  Bibir dan kuku tampak kebiruan
§  Kadar O2 yang menurun dan CO2 yang meningkat
E. Komplikasi
Ø  Efisema
Ø  Atelektasis
Ø  Bronkiektasis
Ø  Bronkopneumonia
Ø  Status asmatikus
Ø  Kegagalan jantung
Ø  Kegagalan pernafasan
Ø  Pnemu thoraks
Kerja pernapasan meningkat, kebutuhan O2 meningkat. Orang asma tidak sanggup memenuhi kebutuhan O2 yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk bernapas melawan spasme bronkhiolus, pembengkakan bronkhiolus, dan mukus yang kental. Situasi ini dapat menimbulkan pneumothoraks akibat besarnya tekanan untuk melakukan ventilasi.
Ø  Kematian

F. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan :
Pada prinsipnya pengobatan asma di bagi menjadi 2 golongan,yaitu:
ð  Anti imflamasi,merupakan pengobatan rutin yang bertujuan mengontrol penyakit serta mencegah serangan atau biasa di kenal dengan obat pengontrol.antara lain:
-     Steroid inhalasi
-     Sodium Kromoglikat
-     Kortikosteroid sistemik
-     Angios beta-2 kerja lama
ð  Bronkodilator,merupakan pengobatan saat serangan unuk mengatasi eksaserbasi atau serangan yang di kenal dengan obat pelega,antara lain :
-     Angios beta-2 kerja singkat
-     Antilolionegrik
-     Metilsatin

Pencegahan :
      Menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan dengan pengobatan secara cepat atau jangka pendek dengan menggunakan obat pelega dan pengobatan jangka panjang dengan menggunakan obat seperti steroid.


G.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan laboratorium.
a.       Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
ü  Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
ü  Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
ü  Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
ü  Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
b.      Pemeriksaan darah.
ü  Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
ü  Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
ü  Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
ü  Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

2.      Pemeriksaan Radiologi
      Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
Ø  Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Ø  Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Ø  Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.
Ø  Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Ø  Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
3.      Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
4.      Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu:
·         Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
·         Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).
·         Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
5.      Scanning Paru
 Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
6.      Spirometri





ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA
1. PENGKAJIAN
Identitas Klien :
a.       Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi, debu, udara dingin.
b.      Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak nafas, keringat dingin.
c.       Status mental : lemas, takut, gelisah.
d.      Gastrointestinal : adanya mual, muntah.
e.       Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah.
f.       Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
g.      Riwayat psikososial: factor pencetus, stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan sebelumnya
h.      Pemeriksaan fisiik
Pernapasan
- Napas pendek
- Wheezing
- Retraksi
- Takipnea
- Batuk kering
- Ronkhi
Kardiovaskuler
-Takikardia
-Neurologis
-Kelelahan
Ansietas : Sulit tidur
Muskuloskeletal:  Intolerans aktifitas, Integumen
Sianosis : pucat
Psikososial : Tidak kooperatif selama perawatan




Diagnosa Keperawatan
1.      Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
2.      Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekpansi paru
3.      Gangguan kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
4.      Intoleran aktivitas berhubungan dengna kelemahan fisik
5.      Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Diagnosa keperawatan 1
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan             : jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil    : sesak nafas berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing berkurang atau hilang, tanda vital dalam batas normal, keadaan umum baik.
Intervensi :
a.       Auskultasi bunyi nafas,catat adanya bunyi nafas
R/ beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi  jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekpirasi mengi (empysema), tidak ada fungsi nafas (nafas berat).
b.      Kaji frekuensi pernfasan catat rasio inspirasi dan ekpirasi.
R/ takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat di temukan pada penerimaan  selama stress atau adnay proses infeksi akut. Pernfasan dapat melambat dan ekpirasi memanjang di banding inspirasi.
c.       Kaji posisi klien yang aman,
R/ Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
d.      Observasi karakteristik batuk menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektifan memperbaiki upaya batuk.
e.       R/  batuk dapat menetap tidak efektif , khuidudnya pada lansia, sakit akut.
f.       Berikan air hangat. R/ Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
g.      Kolaborasi obat sesuai indikasi. Bronkodilator spiriva 1x1 ( inhalasi).
h.      R/ membebaskan spasme jalan nafas, mengi dam produksi mukosa.

Diagnosa Keperawatan 2
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekpansi paru.
Tujuan : pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil : pola nafas efektif, bunyi nafas normal, TTV dalam batas normal, batuk berkurang, ekpansi dada paru mengembang.
Intervensi :
a.       Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekpansi dada,catat upaya pernafasan ter pengguinaan otot bantu pernafasan atau pelebaran nasal.
R/ kecepatan biasanya mencapai kedalaman bervariai tergantung derajat gagal nafas. Ekpansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasi atau nyeri dada.
b.      Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
 R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas.
c.       Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
 R/ duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan.
d.      Observasi pola batuk dan karakter sekret.
R/  kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering atau iritasi.
e.       Bantu klien dalam nafas dan latihan batuk.
 R/dapat meningkatkan banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernafas.
f.       Kolaborasi berikan O2 tambahan- berikan humidifikasi tambahan, misalnya: nebulezer.
R/ memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban membran pada mukosa dan membantu pengenceran sputum.





Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : keadaan mukosa baik, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 x/menit, BB normal.
Intervensi :
a.       Kaji status nutrisi klien (tekstur, kulit, rambut, konjuntiva )
R/ menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
b.      Jekaskan pada kliententang pentingnya makanan
R/ petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan kperawatan.
c.       Timbang BB dan TB
R/ Penurunan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
d.      Anjurkan klien makan sedikit tapi sering.
R/  memenuhi kebutuhan nutrisi klien .
e.       Anjurkan klien minum air hangat setelah makan.
R/ air hangat dapat mengurangi  mual.
f.       Kolaborasi dengan tim gizi.
R/ menentukan kaloiri individu dan kebutuahan dalm pembatasan. Berikan obat sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawtan 4
Intoleran aktivitas berhubungan dengna kelemahan fisik
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Kriteria hasil : keadaan umum baik, badan tidak lemah,klien dapat beraktivitas secra mandiri, kekuatan otot terasa pada skala sedang.
Intervensi :
a.       Evaluasi respon klien terhadap aktivitas, catat laporan dyspnea peningkatan, kelemahan, kelelahan dan perubahan terhadap tanda vital selama dan setelah aktivitas.
R/ menetapkan kebutuhan atau kemampuan klien dan memudahkan pilihan intervensi.
b.      Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
R/ tirah barting di pertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.
c.       Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur.
R/ klien mungkin nyaman denagn kepala tinggi atau menunduk kedepaan meja atau bantal.
d.      Bantu aktivitas keperawatan diri yang di perlukan. Berikan kemjuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
R/ menimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan  suplai dan kebutuhan O2.
e.       Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
R/ menurunkan stress dan rangsangan berlebihan menaikan istirahat.

Diagnosa Keperawatan 5
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan             : pengetahuan klien tentang proses penyakitnya menjadi bertambah.
Kriteria hasil : klien mengerti definisi penyakit asma, penyebab dan pencegahan dari asma, komplikasi dari asma.
Intervensi :
a.       Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakitnya, lamanya penyembuhan, harapan kesembuhan.
R/ informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.
b.      Berikan infomasi dalam  bentuk tulisan dan vrbal.
R/ kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi atau mengikuti program medik.
c.       Tekankan pentingnya melanjukna batuk efektif atau latihan nafas.
R/ selama 6-8 minggu setelah pulang klien beresiko besar untuk kambuh dari penyakitnya .
d.      Identifikasi tanda dan gejala yang memrlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan.
R/ upay evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah, meminimalkan komplikasi.
e.       Buat langkah untuk meningkatkan kesehatn umum dan kesejahteraan, misalnya: istiurahat dan aktivitas seimbang, diet baik.
R/ menaikan pertahanan imunitas, membatasi terpajan pada patogen.

































BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Penyakit imflamasi kronik saluran nafas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berupa mengi,dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam menjelang pagi hari. Dimana saluran pernafasan mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asthma, Faktor predisposisi :Genetik. Faktor presipitasi : Alergen,Perubahan cuaca,Stress, Lingkungan kerja, Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Klasifikasi tingkat penyakit asma dapat di bagi berdasarkan frekuensi kemunculan gejala : Intermintten,Persisten ringan,  Persisten sedang,Persisten berat.
 Klasifikasi tingkat penyakit asma berdasrkan berat ringannya gejala:
ü  Serangan asma akut ringan,
ü  Serangan asma akut sedang,:
ü  Serangan asma akut berat,


B.   Saran
Bagi para pembaca yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit asma anda dapat mencarinya di buku-buku tentang penyakit asma atau tentang kesehatan lainya tentang pernafasan bagian atas. Atau anda dapat mengunjungi situs-situs tentag kesehatan.







38 komentar:

  1. makasiH info,y membantu pembuatan makalah saya.
    ditunggu silaturahmi,y di http://yuudi.blogspot.com/

    law mw pasang adsense bisa sheree dihttp://www.facebook.com/groups/343082525761750/

    BalasHapus
  2. Thank you for the information gan, may be useful for all of us.
    Greetings from us:
    Links We wish Beneficial For Information About Health.

    Obat Tradisional Kanker Paru Paru
    Obat Tradisional Kanker Hati
    Cara Mengobati Paru Paru Basah Secara Tradisional
    Obat Darah Tinggi Terbaik
    Cara Mengobati Migren Terbaik
    Cara Mengobati Penyakit Ginjal

    We Wait Further Information gan ....

    BalasHapus
  3. Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Obat Kuat Obat kuat Obat Kuat obat kuat Gejala Asma yang perlu di waspadai banyak sekali jenisnya, Gejala Asma yang menyebabkan radang lambung yang parah sangatlah berbahaya dan dapat mengakibatkan pengaruh yang sangat dominan Gejala Asma akut yang perlu di wapadai Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Gejala Asma Gejala asma Obat Kuat Obat kuat Obat Kuat obat kuat Gejala Asma yang perlu di waspadai banyak sekali jenisnya, Gejala Asma yang menyebabkan radang lambung yang parah sangatlah berbahaya dan dapat mengakibatkan pengaruh yang sangat dominan Gejala Asma akut yang perlu di wapadai

    BalasHapus
  4. I find this post very helpful, its among the pages i have actually bookmarked to refer to when i need such information. I think it would also be great if i did share the information with other people. Best Ways of Analyzing Dissertation Data using SPSS Thank you very much for taking time to share.

    BalasHapus
  5. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    obat varikokel tradisional
    obat benjolan di payudara

    BalasHapus
  6. Tahukah anda bahwa hewan laut bernama teripang emas ternyata memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah mampu dijadikan Obat Infeksi Pencernaan, Obat Bopeng, Obat Keloid, Obat Infeksi Paru paru, Obat Kusta Alami hal tersebut bukan tanpa bukti melainkan telah banyak orang yang meraskan khasiat dan manfaat luar biasanya.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat temulawak untuk hepatitis
    daun salam untuk sakit pinggang
    obat gendang telinga sakit

    BalasHapus
  9. this is the best page I've ever visited happy to be on your page I found your page from google
    Cara Mengobati Kolesterol
    Cara Mengobati Jantung Koroner

    BalasHapus
  10. do not easily tired role, because with us easily tired of any effort we do will be in vain. therefore we must keep the spirit of delam running all these things. thank you for inspiring me
    Solusi Mengatasi Mata Minus Secara Alami
    Akibat Iritasi Mata Merah Dan Cara Mengatasinya
    Cara Menyembuhkan Mata Merah Dengan Madu

    BalasHapus
  11. The article you created is very easy to understand, Thank you good article

    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/

    BalasHapus